Unit Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polri memegang peranan krusial dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara melalui pengamanan aset vital. Aset-aset ini bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga infrastruktur strategis, sumber daya ekonomi, dan fasilitas publik yang penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan jalannya pemerintahan. Tanpa pengamanan yang efektif, aset-aset ini rentan terhadap sabotase, terorisme, atau gangguan lainnya yang dapat memicu krisis nasional. Kontribusi Sabhara dalam hal ini adalah pilar utama bagi ketahanan bangsa.
Tugas Sabhara dalam pengamanan aset vital mencakup berbagai objek. Misalnya, mereka bertanggung jawab atas keamanan kilang minyak, pembangkit listrik, dan fasilitas distribusi energi lainnya. Sebuah gangguan di salah satu fasilitas ini, seperti ledakan di sebuah kilang minyak pada pukul 03.00 dini hari yang dapat memicu krisis energi, akan memiliki dampak berantai pada perekonomian dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Petugas Sabhara ditempatkan secara permanen di lokasi-lokasi ini, melakukan patroli rutin dan pengawasan ketat, seringkali bekerja dalam shift 24 jam untuk memastikan keamanan tidak pernah lengah.
Selain itu, Sabhara juga melindungi fasilitas transportasi vital seperti pelabuhan, bandara, dan stasiun kereta api besar. Objek-objek ini adalah gerbang utama bagi pergerakan barang dan manusia, sehingga keamanannya sangat penting untuk menjaga kelancaran roda ekonomi dan mobilitas masyarakat. Misalnya, di Pelabuhan Tanjung Priok, petugas Sabhara berkoordinasi dengan Bea Cukai dan Imigrasi untuk mencegah penyelundupan barang ilegal atau masuknya orang-orang yang berpotensi menjadi ancaman. Mereka melakukan pemeriksaan rutin dan siap merespons setiap potensi gangguan, memastikan aktivitas di pelabuhan berjalan normal.
Fasilitas pemerintahan dan objek-objek keuangan seperti bank sentral atau brankas negara juga termasuk dalam daftar pengamanan aset vital oleh Sabhara. Keamanan di area ini mutlak diperlukan untuk mencegah tindakan kriminal, demonstrasi anarkis, atau bahkan upaya makar yang dapat mengganggu jalannya pemerintahan dan stabilitas moneter. Dalam situasi demonstrasi di depan gedung parlemen, Sabhara akan berada di garis depan untuk menjaga ketertiban, seperti yang terjadi pada demonstrasi damai yang berlangsung pada 17 Juli 2025, dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Mereka memastikan hak menyampaikan pendapat terlindungi, namun ketertiban publik tetap terjaga.
Pengamanan aset vital oleh Sabhara juga melibatkan deteksi dini dan respons cepat terhadap ancaman. Petugas dilatih untuk mengidentifikasi tanda-tanda potensi sabotase atau terorisme dan mengambil tindakan preventif. Mereka bekerja sama dengan unit intelijen untuk mendapatkan informasi mengenai potensi ancaman. Pelatihan rutin dan simulasi tanggap darurat, yang mungkin diadakan setiap tiga bulan sekali, memastikan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi berbagai skenario. Dengan demikian, kontribusi Sabhara dalam pengamanan aset vital tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif, menjadi pilar kokoh yang menjaga stabilitas dan keberlangsungan negara.
