Meningkatnya kompleksitas kejahatan menuntut Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk tidak lagi mengandalkan patroli konvensional semata. Kini, garis depan pengamanan telah bergeser ke ranah digital, di mana Alat Canggih Polisi Patroli memegang peran vital dalam fungsi pencegahan dan deteksi dini. Penggunaan teknologi terkini memungkinkan petugas di lapangan untuk memiliki mata, telinga, dan database yang jauh lebih luas daripada yang mungkin terjadi sebelumnya. Integrasi teknologi ini bertujuan untuk menjadikan patroli lebih presisi, efisien, dan responsif terhadap ancaman keamanan sebelum kejahatan itu terjadi, sejalan dengan visi Polri modern.
Salah satu Alat Canggih Polisi Patroli yang paling krusial adalah sistem Kamera Body-Worn dan Kamera Dashboard pada kendaraan patroli. Kamera ini merekam setiap interaksi dan pergerakan, berfungsi ganda sebagai alat bukti dan alat pengawasan internal. Di beberapa kota besar, kendaraan patroli Sabhara kini dilengkapi dengan sistem Automatic Number Plate Recognition (ANPR). Teknologi ANPR secara otomatis memindai plat nomor kendaraan yang melintas dan membandingkannya dengan database kendaraan yang dicari (misalnya kendaraan hasil curian, kendaraan yang terkait kasus pidana, atau kendaraan yang terkena blokir E-Tilang). Jika ada kecocokan, sistem segera memberikan peringatan visual dan suara kepada petugas di dalam mobil patroli. Dalam uji coba yang dilakukan di wilayah Jawa Barat pada September 2024, sistem ANPR berhasil mengidentifikasi dan mengamankan 12 kendaraan curian dalam waktu dua minggu operasi.
Teknologi pendukung lainnya yang menjadi bagian dari Alat Canggih Polisi Patroli adalah aplikasi pelaporan terintegrasi dan sistem pemetaan kerawanan berbasis Geographic Information System (GIS). Petugas patroli di lapangan membawa perangkat komunikasi pintar yang terhubung langsung dengan Pusat Komunikasi dan Kendali (Pusdalops). Aplikasi ini memungkinkan petugas mencatat dan melaporkan setiap temuan mencurigakan secara real-time, lengkap dengan koordinat lokasi dan foto/video. Data yang terkumpul kemudian diolah oleh sistem GIS untuk menghasilkan Peta Kerawanan Kriminalitas Harian. Peta inilah yang menjadi dasar bagi Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) di setiap Polres untuk menentukan rute patroli yang paling efektif pada hari itu.
Pusdalops, sebagai otak dari operasi patroli, juga menjadi kunci efektivitas Alat Canggih Polisi Patroli. Di ruang kendali, petugas memantau ratusan CCTV publik dan swasta. Pada hari Jumat malam, saat potensi kejahatan jalanan (seperti curas) meningkat, petugas operator di Pusdalops memfokuskan pengawasan pada jalan-jalan sepi antara pukul 22.00 WIB hingga 03.00 WIB. Apabila terdeteksi ada sekelompok orang atau kendaraan yang berhenti tanpa alasan jelas di lokasi rawan, Pusdalops dapat segera mengarahkan unit patroli terdekat untuk melakukan pendekatan persuasif, sehingga terjadi intervensi dini yang memutus niat kejahatan. Hal ini merupakan strategi pencegahan proaktif yang mengandalkan teknologi.
Dengan demikian, pergeseran dari patroli reaktif ke proaktif melalui Alat Canggih Polisi Patroli telah mengubah wajah pengamanan publik. Teknologi tidak menggantikan kehadiran polisi, melainkan memberdayakan mereka, memastikan bahwa setiap petugas patroli adalah bagian dari jaringan pengawasan yang cerdas dan responsif, demi terciptanya lingkungan yang lebih aman bagi seluruh masyarakat.
